Judul ini merupakan sebuah kalimat yang melatarbelakangi pola pikir untuk segera melangkah menuju impian. Mewujudkan impian bukanlah sesuatu yang ditunggu, tidak ada cara selain menjemputnya kecuali kita sedang berada di negeri dongeng. Jika terus-menerus ditunggu, akan selalu ada alasan untuk menunda. Entah itu menunggu lulus sekolah, setelah memperoleh kerja, setelah menikah, setelah anak-anak dewasa, atau bahkan berakhir dengan menyerahkan perwujudan impian itu pada generasi selanjutnya. Lalu kapan diri ini bisa merasakan sedikit saja vibrasi dari sebuah impian?
Memulai atau menunda adalah pilihan sekaligus hak setiap individu, namun apakah setiap dari kita mampu mempertanggungjawabkkan setiap pilihan itu? Kita juga masih memiliki hak untuk hidup dalam sepotong dunia impian, bukan? Jika tidak mampu merealisasikan seluruhnya, setidaknya diri ini bisa merasakan satu saja dalam lembaran buku kehidupan manusia. Entahlah, meski hanya satu rasanya begitu sulit. Ada beribu rintangan sekaligus hambatan yang menanti di setiap jerih impian itu.
Dan lagi, melangkah ataupun menyerah adalah sepenuhnya pilihan kita. Bahkan di antara sejuta kegagalan yang menanti, akan selalu ada secercah kesempatan untuk berhasil. Di balik dimensi yang dipenuhi eksistensi elusif, ada getaran yang menggaung agar kita menjemput impian itu.
Sampai jumpa hingga keputusanmu tiba!
Bumi Aksara, 5 Maret 2023
Ekly Ar Ridescent
Comments
Post a Comment