Berbicara tentang jam aktif tubuh, setiap orang pasti memiliki waktu yang berbeda-beda. Kalau saya sendiri lebih sering merasa produktif pada malam hari. Oke, ini cukup umum. Akan tetapi, produktif yang saya maksud di sini sedikit berbeda. Di malam hari saya merasa mampu melakukan sesuatu dengan sepenuhnya, namun terhalang oleh kapasitas energi manusia. Malam hari adalah waktu yang digunakan untuk beristirahat, bukan beraktivitas. Inilah cons-nya, keterbatasan tersebut yang membuat saya cukup frustasi dalam mengatur kegiatan agar dapat terlaksana secara efektif dan maksimal.
Produktif seperti apa sih yang saya maksud di sini? Baik, mari kita perjelas satu per satu. Saya adalah makhluk yang sangat tertarik dengan hal yang berhubungan dengan ide, fantasi, kebebasan, seni, dan masih banyak lagi. Termasuk ketika menulis artikel ini, saya melakukannya pada malam hari. Di atas jam tidur manusia pada umumnya. Meski begitu saya suka. Yah ... meskipun suka, saya belum berani melakukannya secara terus menerus karena akan berdampak pada aktivitas di pagi hari. Jika tidak ada halangan, mungkin saya akan terus menggali ide di kepala hingga fajar tiba.
Ide gila, luar biasa, dan brilian mengalir secara deras pada malam hari. Sangat bermanfaat untuk mewarnai outline novel, bukan? 'Tak dapat dipungkiri, saya amat sangat menyukai seluruh ide yang hadir di waktu ini. Rasanya ingin sekali bangun untuk menuliskannya di buku. Entah bagaimana ceritanya otak kanan saya terasa aktif di jam ini. Yah, meski pada akhirnya saya berusaha menyimpan energi untuk aktivitas di pagi hari. Ada harapan jika suatu hari nanti saya bisa memanfaatkan ke-nokturnal-an ini dengan sebaik-baiknya dan dalam tujuan yang baik pula.
Terlepas dari itu semua, saya sangat bersyukur atas apapun yang sudah Tuhan beri. Terima kasih. Alhamdulillah ....
***
Tulisan ini adalah bagian dari 30DaysWritingChallenge yang dilaksanakan pada bulan September lalu. Baru dipublikasikan sekarang karena ada trouble pribadi yang membuat saya memutuskan untuk istirahat menulis dahulu. Meskipun baru dilanjutkan sekarang, saya tidak merasa terlambat. Tidak ada kata terlambat untuk melakukan hal yang kita sukai, bukan?
Dan satu lagi. Setelah 'istirahat menulis', saya memperoleh sebuah pesan berarti yang mungkin bisa bermanfaat.
Untuk siapapun yang membaca ini, saya ingin mengatakan, "Hai!"
Pernah atau belum, kita semua memiliki kemungkinan untuk merasakan arti dari kata kehilangan. Namun, tahukah bahwa itulah perjalanan hidup. Selalu ada datang dan pergi. Jika itu terjadi, percayalah bahwa kita tidak pernah kehilangan. Kita hanya perlu mengatakan "Sampai jumpa." Kita akan kembali bertemu di tempat, situasi, atau bahkan dunia yang berbeda. Kita hanyalah setitik kecil di angkasa yang tidak memiliki kekuatan besar dalam menentukan setiap pertemuan dan perpisahan. Kita hanyalah manusia biasa. Tidak memiliki kuasa atas penentuan garis takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan jauh sebelum kita lahir. Yang dapat kita lakukan hanyalah mendoakannya. Melakukan hal baik untuknya. Karena pada akhir lembaran cerita hidup masing-masing, kita juga akan pergi. Sekarang, kita perlu mengikhlaskan dan memperbaiki diri agar menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Comments
Post a Comment